Free Abu ani Precision Select Cursors at www.totallyfreecursors.com

Pages

Minggu, 26 Februari 2012

, rem bekerja keras

G8, forum negara-negara maju yang terdiri dari Jepang, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Rusia, Inggris, Amerika, serta Uni Eropa akan bertemu di Hokkaido, pulau di sebelah Utara Jepang tanggal 7 -9 Juli mendatang. Ini merupakan pertemuan tahunan yang diadakan untuk membicarakan masalah-masalah hangat di dunia dan bagaimana cara mengatasinya.
Tahun ini selain ekonomi dunia, pembangunan negara-negara tertinggal, khususnya Afrika, serta masalah politik seperti terorisme, isu lingkungan dan pemanasan global juga akan dibicarakan dalam porsi yang cukup besar. Jepang, sebagai negara yang akan menjadi tuan rumah dalam G8 Summit kali ini, juga kebetulan adalah negara di mana Kyoto Protocol yang terkenal dan kontroversial itu dilahirkan.
Tentu saja kesempatan ini tidak disia-siakan Jepang. Pertemuan ini adalah event besar yang bisa digunakan untuk melejitkan objek pariwisata Jepang ke mancanegara. Untuk itu dipilihlah Danau Toyako di Hokkaido. Danau Toyako selama ini kalah pamor dibanding kota tua Kyoto atau tempat dijatuhkannya bom nuklir, kota Hiroshima, sebagai tujuan wisata. Padahal, dengan alamnya yang asri, Danau Toyako tidak diragukan lagi menyimpan potensi besar sebagai tujuan wisata. Ada museum patung di udara terbuka yang mengelilingi danau, ada ropeway yang bisa mengangkut turis untuk menyeberangi lembah dan jurang, dan yang tidak kalah penting, santapan lezat yang bisa memanjakan perut.
Kali ini, Jepang ingin mengajukan konsep Cool Earth 50, suatu cita-cita demi mewujudkan bumi yang indah pada tahun 2050. Inti dari proposal ini ialah membentuk strategi jangka panjang, menciptakan kerangka internasional untuk mengatasi pemanasan global dan mengadakan kampanye nasional demi mencapai target Jepang untuk mengurangi emisi karbon sampai 6%, sesuai komitmen yang dijanjikan Jepang pada waktu menandatangani Kyoto Protocol. Pemerintah Jepang bahkan membentuk Tim Minus 6. Tim ini bertugas melakukan segala tindakan yang diperlukan untuk mencapai target minus 6% emisi karbon.
Bangsa Jepang menerima komitmen ini sebagai tanggung jawab nasional. Berbagai tindakan yang cukup drastis dilakukan untuk mencapainya. Misalnya, gerakan Cool Biz dan Warm Biz. Cool Biz, adalah singkatan dari Cool Business. Orang Jepang biasa berpakaian rapi ke kantor setiap hari. Untuk pria, mengenakan setelan jas dan dasi adalah suatu keharusan. Namun, mantan Perdana Menteri Koizumi, segera setelah Kyoto Protocol dibuat, mendobrak kebiasaan ini dan muncul di televisi hanya mengenakan kemeja lengan pendek dan dasi. Ia menghimbau rakyat untuk mengikuti gaya berpakaian ini pada musim panas, sehingga tubuh terasa lebih sejuk dan tidak perlu memasang AC terlalu dingin. Dengan demikian, suhu AC di kantor bisa dipasang lebih tinggi, yaitu 28 derajat Celcius. Hanya dengan menaikkan suhu AC 1 derajat saja, 10% tenaga listrik bisa dihemat. Biaya listrik dan emisi karbon otomatis berkurang. Sebaliknya pada musim dingin, Warm Biz, atau Warm Business dianjurkan. Dengan berpakaian tebal ke kantor, suhu pemanas ruangan bisa dipasang lebih rendah, yaitu 20 derajat.
Mobil Hibrida
Pada tanggal 8 Juni yang lalu, perusahaan mobil Toyota di Jepang mengumumkan akan menyumbang 78 buah mobil hibrida untuk G8 Summit. Tentu saja ini merupakan salah satu strategi pemasaran Toyota untuk memperkenalkan produknya ke seluruh dunia.
Mobil hibrida, atau hybrid car, adalah mobil dengan teknologi terbaru yang belakangan ramai dibicarakan di dunia otomotif. Disebut hibrida, karena mobil jenis ini menggunakan dua sumber energi, yaitu bensin dan listrik.
Agar bisa dipakai, sebuah mobil harus memenuhi beberapa syarat. Pertama, harus bisa menempuh jarak paling sedikit 300 mil, atau 482 Km sebelum energinya diisi kembali, sehingga tidak merepotkan pengemudi. Kedua, pengisian bahan bakar harus bisa dilakukan dengan mudah dan cepat. Ketiga, harus sama cepat dengan kendaraan lain di jalan sehingga tidak menghambat lalu lintas.
Mobil berbahan bakar bensin yang kita pakai sekarang bisa memenuhi semua syarat ini, tetapi menghasilkan polusi yang berlebihan. Sementara mobil bertenaga listrik, hampir tidak mengakibatkan polusi sama sekali, namun hanya bisa menempuh jarak maksimum 50 Km setiap kali isi ulang. Ditambah lagi, proses isi ulangnya sangat pelan dan tidak mudah. Juga membutuhkan infrastruktur khusus. Mobil hibrida menggabungkan keunggulan dari keduanya.
Dunia sudah lama memimpikan mobil yang ramah lingkungan. Yaitu, mobil yang bebas emisi karbon. Mimpi ini belakangan berubah menjadi suatu kebutuhan mendesak karena harga BBM yang terus melambung. Selama teknologi bebas emisi karbon, seperti mobil berbahan bakar hidrogen, atau alkohol masih dikembangkan, mobil hibridalah paling mungkin dipasarkan luas karena tidak membutuhkan infrastruktur baru.
Dengan teknologi hibrida, ukuran mesin mobil yang bekerja dengan bensin bisa diperkecil karena energi yang diperlukan untuk menjalankan mobil bisa juga didapat dari motor listrik. Mesin mobil yang lebih kecil otomatis membuat berat mobil lebih ringan. Sehingga mobil menggunakan energi yang lebih sedikit ketika mendaki tanjakan. mobil juga didesain aerodinamis sehingga gesekan dengan udara dapat dikurangi. Akumulasi dari semua ini membuat penggunaan bahan bakar pun bisa dikurangi.
Dengan berbagai teknologi yang demikian canggih, tidak heran kalau harga mobil hibrida agak mahal. Kalau dipikir-pikir aneh juga, untuk menghemat ongkos bensin, kita malah harus mengeluarkan uang lebih banyak untuk membeli mobil hibrida. Sementara kocek kita belum mampu membeli teknologi modern ini, ada cara-cara mengemudi untuk menghemat bahan bakar, bahkan dengan mobil biasa sekali pun. Misalnya, dengan melaju lebih lambat. Gesekan mobil dengan udara meningkat tajam begitu kita mempercepat laju mobil. Ini membuat mobil jadi boros bensin.
Melaju dengan kecepatan tetap juga lebih hemat bensin. Kenapa? Karena setiap kali kita mempercepat laju mobil, kita menggunakan energi, kemudian ketika kita memperlambatnya kembali, kita menggunakan energi lagi. Dengan berulang-ulang mempercepat dan memperlambat mobil, kita menggunakan energi dua kali lipat dibanding kalau kita melaju dengan kecepatan tetap.
Satu lagi yang penting ialah, tidak berhenti mendadak. Ketika kita berhenti mendadak, rem bekerja keras menyerap kecepatan mobil dalam seketika dan mengubahnya menjadi panas yang kemudian dibuang. Penyia-nyiaan energi yang tidak perlu.
Banyak hal-hal kecil yang bisa kita lakukan untuk menolong bumi. Bahkan dengan melakukan hal-hal sederhana di rumah. Mematikan lampu yang tidak dipakai, misalnya. Tahukah anda, membiarkan televisi dalam keadaan stand by juga memakan listrik ? Tindakan terbaik ialah mencabut kabelnya sama sekali sebelum tidur. Atau kalau takut rusak karena berulang-ulang dipasang dan dicabut, belilah sambungan listrik dengan tombol switch on/off. Membiarkan komputer yang tidak dipakai menyala terus-terusan juga suatu bentuk pemborosan. Ini juga tentunya bisa merusak mesin di dalamnya.
Ibu-ibu juga bisa berpartisipasi mengurangi pemanasan global dengan sedikit taktik di dapur. Misalnya, memanaskan wortel, dan terong di dalam microwave terlebih dahulu sebelum direbus atau digoreng. Kentang akan menjadi lunak dalam waktu singkat, dan ketika direbus, kita tidak perlu memasaknya lama-lama. Untuk masakan daging yang perlu waktu lama seperti rendang, kita bisa menggunakan panci bertekanan tinggi. Daging pun melunak hanya dalam sekejap. Atau, bisa juga menggunakan sisa panas yang terbentuk. Jadi, kalau biasanya kita menggunakan api selama 3 jam, lain kali kita matikan api kompor setelah 2 jam berlalu. Dengan menutup panci rapat-rapat, dan membiarkannya, panas yang tersisa akan bisa memasak makanan lebih lanjut.
Menghemat energi memang susah-susah gampang. Banyak yang mengabaikannya karena repot. Tapi inilah harga yang harus kita bayar kalau kita mau anak cucu kita hidup mewarisi bumi yang asri.

0 komentar:

Posting Komentar